Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,” (Al-Ahzab: 70)

Kritik yang membangun merupakan hal yang sangat didambakan tetapi bukan didasarkan atau menuju pada tujuan pencitraan , apalagi kritik dan saran terkadang dapat menimbulkan penilaian yang bermacam macam bahkan bisa mewujudkan rasa ketidak nyamanan terutama yang menerima kritik mekanisme pertahanan akan muncul dan ini manusiawi.
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Agar kritik dapat produktif, menuju perbaikan, dan tidak memperburuk keadaan, maka etika kritik menjadi wajib diberlakukan ;
- Memahami permasalahan. Kritik dari orang yang tidak mengerti permasalahan sering menjadi sebab sebuah masalah justru semakin ruwet.
- Malakukan kritik dengan :
- Sehat, yaitu dengan menunjukkan bukti – bukti terjadinya kesalahan, bukan hanya sekedar menyebutkan adanya kesalahan yang tidak bisa dibuktikan yang cenderung membawa kepada pertikaian.
- Adil, yaitu dengan memberikan solusi untuk keluar dari kondisi salah menuju benar, dari kondisi jelek menuju baik.
- Memperhatikan sopan santun dalam mengkritik. Kritik yang disampaikan dengan bahasa yang santun, dengan cara yang lembut (apalagi yang dikritik orang yang lebih dewasa) tunya akan lebih mendapat perhatian daripada jika kritik itu dilakukan dengan cara kasar dan kaku yang cenderung mangakibatkan tertolaknya kritik dan mendatangkan perdebatan panjang.
- Memperhatikan situasi dan kondisi. Kritik adalah krtitik yang muncul dari sebuah analisa terjadinya kekurangan dan disampaikan dengan tujuan perbaikan, bukan untuk menjatuhkan atau mempermalukan orang yang memiliki kekurangan dan kesalahan. Imam Asy-Syafi’i dalam catatannya tentang kritik/nasehat : “Lakukanlah Nasehatmu dalam kesendirian dan janganlah kau lakukan itu di depan khalayak ramai. Sesungguhnya nasehat/kritik di depan khalayah ramai adalah termasuk tindakan mempermalukan…”
- Membedakan antara lembaga (jama’ah/golongan) dengan individu. Sebuah lembaga/jama’ah/golongan besar kadang dipersalahkan dan dikritik sedemikian rupa meskipun sebenarnya kesalahan yang terjadi ada pada orang, pegawai, anggota, atau pejabat yang ada di dalamnya. Hal ini sungguh tidak adil. Tentunya tidak pantas menyalahkan dan mengkritik Lembaga/organisasi tertentu hanya karena ulah beberapa orang yang kebetulan berada dalam lembaga/organisasi itu. Kecuali jika memang lembaga/organisasi itu adalah lembaga/organisasi yang salah
- Jangan merasa bangga, takabbur, ‘ujub, merasa berjasa karena diterimanya kritik.
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar